Bojonegoro - Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan izin untuk pembuatan bandar udara di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Transportasi udara ini untuk mendukung proyek minyak dan gas bumi di Blok Cepu.
“Sudah dapat izin,” ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Selasa, 6 Desember 2011.
Soekarwo mengatakan, selain Bojonegoro, sebenarnya Jawa Timur juga ada beberapa bandara. Di antaranya di Banyuwangi, Jember, dan Bawean, Gresik. Tetapi, kata dia, Bojonegoro dipandang perlu mempunyai bandara sendiri mengingat potensi daerah ini untuk menjadi daerah penghasil minyak dan gas bumi andalan. Setidaknya, kegiatan proyek minyak dan gas bumi di Blok Cepu butuh fasilitas transportasi udara.
Bandara tersebut nantinya akan menghubungkan Kota Bojonegoro ke Surabaya, Jakarta, atau kota-kota besar lainnya di Tanah Air. “Segera kita realisasi itu,” tandas Soekarwo di sela acara peletakan batu pertama pembangunan lapangan migas Banyuurip di Desa Mojodelik.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri telah melakukan pemetaan lokasi di beberapa kecamatan untuk calon bandara. Di antaranya di Kecamatan Kalitidu, Kecamatan Dander, dan juga di Kecamatan Temayang. Rencananya, pembangunan bandara akan dimulai tahun 2014 mendatang.
Untuk perizinan, menurut Bupati Bojonegoro Suyoto, tidak ada kendala karena sudah mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan. “Izinnya lancar,” ujar Suyoto.
Suyoto menambahkan, lokasi untuk bandara di Bojonegoro sudah dipilih di tiga tempat. Tetapi pemerintah Bojonegoro tidak secepatnya mengumumkan lokasi. Alasannya, jika lokasi calon bandara diumumkan, maka dikhawatirkan akan menguntungkan para spekulan tanah. Untuk itu, proses pembebasan lahan dan penentuan lokasi bandara akan dilakukan dengan hati-hati.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI, Satya Yuda, mengatakan akan mengawal proses pembangunan bandara di Bojonegoro. Dia menyebut, meski Komisinya lebih terkonsentrasi di bidang minyak dan gas bumi, proyek bandara ini akan tetap jadi perhatiannya. “Kita peduli dengan pengembangan infrastruktur di daerah,” tegasnya.
Soekarwo mengatakan, selain Bojonegoro, sebenarnya Jawa Timur juga ada beberapa bandara. Di antaranya di Banyuwangi, Jember, dan Bawean, Gresik. Tetapi, kata dia, Bojonegoro dipandang perlu mempunyai bandara sendiri mengingat potensi daerah ini untuk menjadi daerah penghasil minyak dan gas bumi andalan. Setidaknya, kegiatan proyek minyak dan gas bumi di Blok Cepu butuh fasilitas transportasi udara.
Bandara tersebut nantinya akan menghubungkan Kota Bojonegoro ke Surabaya, Jakarta, atau kota-kota besar lainnya di Tanah Air. “Segera kita realisasi itu,” tandas Soekarwo di sela acara peletakan batu pertama pembangunan lapangan migas Banyuurip di Desa Mojodelik.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri telah melakukan pemetaan lokasi di beberapa kecamatan untuk calon bandara. Di antaranya di Kecamatan Kalitidu, Kecamatan Dander, dan juga di Kecamatan Temayang. Rencananya, pembangunan bandara akan dimulai tahun 2014 mendatang.
Untuk perizinan, menurut Bupati Bojonegoro Suyoto, tidak ada kendala karena sudah mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan. “Izinnya lancar,” ujar Suyoto.
Suyoto menambahkan, lokasi untuk bandara di Bojonegoro sudah dipilih di tiga tempat. Tetapi pemerintah Bojonegoro tidak secepatnya mengumumkan lokasi. Alasannya, jika lokasi calon bandara diumumkan, maka dikhawatirkan akan menguntungkan para spekulan tanah. Untuk itu, proses pembebasan lahan dan penentuan lokasi bandara akan dilakukan dengan hati-hati.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI, Satya Yuda, mengatakan akan mengawal proses pembangunan bandara di Bojonegoro. Dia menyebut, meski Komisinya lebih terkonsentrasi di bidang minyak dan gas bumi, proyek bandara ini akan tetap jadi perhatiannya. “Kita peduli dengan pengembangan infrastruktur di daerah,” tegasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !